Friday, October 22, 2010

Area Lokalisasi Dolly Akan Ditutup Bertahap




Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong Pemerintah Kota Surabaya agar segera menutup lokalisasi Dolly. Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan siap
membantu apa pun untuk merevitalisasi lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu. 


“Kami mendorong agar Pemkot Surabaya secara bertahap menutup lokalisasi Dolly. Langkah apa yang bisa dilakukan dalam jangka pendek atau panjang, kami siap membantu,” kata Soekarwo, Jumat (22/10/2010) di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya.


Dengan solusi penutupan secara bertahap, Soekarwo mengharapkan lokalisasi Dolly bisa berkembang lebih produktif. Meski demikian, ia mengakui, keputusan penutupan adalah wewenang Pemkot Surabaya. 


“Masa Dolly seterusnya akan seperti itu? Sebagian besar masyarakat pasti setuju kawasan itu ditutup. Tentu saja, penutupan jangan dilakukan dengan cara-cara otoriter seperti yang pernah terjadi di DKI Jakarta,” ujarnya.


Hingga saat ini, Pemprov Jatim masih menunggu konsep revitalisasi (penutupan dan penataan) lokalisasi Dolly dari Pemkot Surabaya. Selanjutnya, Pemprov Jatim siap membantu.


Sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, penutupan lokalisasi Dolly dapat diawali dengan membuat program pembinaan dan pemberdayaan para pekerja seks komersial (PSK) melalui pemberian keterampilan dan modal usaha. 


Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya dapat bersinergi untuk mewujudkan program ini. “Dengan memberi pelatihan dan modal, perlahan-lahan para PSK akan beralih profesi,” kata Saifullah.


Pokja peduli Dolly


Tak hanya itu, beberapa anggota DPRD Jatim juga berencana membentuk kelompok kerja (pokja) peduli lokalisasi Dolly. Anggota Komisi C DPRD Jatim (Fraksi Demokrat), Sugiri Sancoko, akhir September lalu mengatakan, beberapa anggota dewan telah bergabung dalam pokja peduli lokalisasi Dolly.


“Rencananya, setiap anggota nanti akan dikenai biaya donatur sebesar Rp 50 juta dan dana ini akan digunakan untuk membantu mengentaskan para PSK dari pekerjaan mereka,” ucapnya.


Ke depan, pokja peduli lokalisasi Dolly juga berencana melakukan penelitian di kawasan lokalisasi dan memberikan modal usaha bagi para PSK. Dengan demikian, para PSK dapat memperoleh pekerjaan baru.


Penyakit seks menular


Berdasarkan data Puskesmas Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, jumlah PSK lokalisasi Dolly mencapai 1.287 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 76 persen di antaranya menderita penyakit seks menular, seperti gonore, sifilis, herpes, hingga HIV/AIDS.


Tahun 2009, tercatat 46 PSK mengidap virus HIV/AIDS. Sementara itu, tahun 2010, ditemukan 16 PSK baru yang mengidap virus mematikan ini. Dengan demikian, total PSK lokalisasi Dolly yang terinfeksi virus HIV/AIDS tahun 2010 ini sebanyak 62 orang. 


Untuk mencegah penambahan jumlah PSK di lokalisasi Dolly, Pemkot Surabaya setiap tahun rutin melakukan pendataan. Pendataan dilakukan pasca-Lebaran dengan mencocokkan data lama penghuni wisma dengan data penghuni baru wisma. Apabila ditemukan PSK baru, maka pemilik wisma wajib mengembalikan yang bersangkutan ke tempat asal mereka.


“Beritamu Beritaku” klik disini


 ZONAINDO.COM


Editor: Nie  |  Sumber: kompas

No comments:

Post a Comment